TRIP TO TAPANULI UTARA : MANISNYA NANAS SIPAHUTAR

manisnya nanas sipahutar
Trip to Tapanuli Utara : Manisnya Nanas Sipahutar

Trip to Tapanuli Utara : Manisnya Nanas Sipahutar : Suatu sore di tahun 2015. Bus melaju membelah jalanan beraspal mulus. Di dalamnya, para penumpang asik bercerita. Entah itu dengan teman sebangkunya, atau dengan seseorang di bangku lain. Ada yang asik dengan ponselnya. Ada pula yang memilih memejamkan mata.


Di pinggir jalan sebelah kanan, gubuk-gubuk terbuka banyak terlihat. Nanas-nanas beraneka ukuran ada. Dari yang kecil, sedang, besar, semua bergantungan di gubuk kios tersebut. Tiba-tiba saja, sebuah komando untuk berhenti pun terdengar. Dan benar saja, bus berhenti. Seruan ajakan untuk turun pun terdengar. Semua patuh turun. Termasuk saya.

nanas nomor satu di indonesia
Nanas-nanas segar digantung di gubuk kios pinggir jalan


Ya, saya berada dalam rombongan bus kala itu. Bersama pak bos, buk bos dan teman-teman kantor di tempat kerja saya dulu. Kami baru saja pulang dari perjalanan mengunjungi beberapa objek wisata di Tarutung kala itu. Sekaligus melihat langsung bandara Siborong-Borong yang kala itu belum lama beroperasi.


Jujur saya tak ingat apa nama daerah tempat kami berhenti. Saya pun tak ingat berapa harga nanas yang mereka jual. Yang saya ingat pak bos meminta sang penjual untuk mengupas beberapa nanas. Ia pun sikap mengupas. Seusai mengupas, ia langsung mengiris untuk dibagikan dengan kami. Kami yang biasanya mencuci dulu sebelum memakan nanas memintanya untuk mencuci. Tapi katanya tak apa, tak perlu dicuci. Sebab jika dicuci akan mengurasi rasa nanasnya. Tak perlu pula khawatir mulut jadi gatal karena tak dicuci, nanas ini tak menimbulkan gatal.


Saya awalnya tak percaya. Ternyata benar adanya. Nanasnya sungguh manis. Kandungan airnya banyak, dan memang tak menimbulkan gatal di lidah ataupun tenggorokan setelah mengonsumsinya. Saya terkesan dengan nanas ini. Wanginya saja sungguh manis bahkan sebelum dikupas.


Itulah pertama kali saya mengenal Nanas Sipahutar. Nanas dengan aroma wangi khas, buah yang manis dan segar. Tapi herannya, di Medan saya jarang menemui nanas ini. Tak pernah saya mendengar penjual nanas mengatakan nanas yang ia jual adalah nanas Sipahutar.


Nanas Pekanbaru lah yang terkenal di Medan. Buahnya cenderung kecil namun rasanya jangan ditanya, manis nian. Sama lah seperti Nanas Sipahutar yang saya makan di perjalanan dari Tarutung ke Medan kala itu. Bedanya, nanas Sipahutar yang kami makan itu ukurannya lebih besar dari nanas Pekanbaru yang dijual di Medan.


Beberapa tahun kemudian, siapa sangka saya berkesempatan datang langsung ke perkebunan nanas di Sipahutar. Merasakan langsung manis dan segarnya nanas Sipahutar yang sejak awal sudah membuat saya terkesan itu.


Desember 2018. Seperti yang sudah saya ceritakan di beberapa postingan blog saya. Saya bersama beberapa teman blogger, intagramer dan youtuber Medan mengunjungi Tapanuli Utara (Taput) untuk menyaksikan langsung event Sport Tourism Colour Run 2018 di Lapangan Gantole, Huta Ginjang.

Baca juga : Trip to Tapanuli Utara : Ketinggalan Momen Opening Taput Sport Tourism Fest Colour Run 2018


Kami tiba sehari sebelum acara digelar. Itu sebabnya kami berkesempatan untuk melihat-lihat apa saja pesona wisata yang dimiliki kabupaten satu ini.


Kebun Nanas di Sipahutar menjadi salah satu tujuan kami hari itu. Mengunjungi desa yang menjadi penghasil nanas rasanya menjadi suatu kebahagian tersendiri buat saya. Secara nanas termasuk salah satu buah favorit saya.

perempuan nanas
Perempuan nanas :)

Pesta nanas. Anggap lah begitu. Karena memang kami disini bisa makan nanas sepuasnya. Dan rasanya, sama seperti yang pernah saya makan pertama kali dulu.


mengupas nanas
Rifi, instagramer Medan, sedang mencoba untuk mengupas nanas sendiri


1 Kecamatan, 20 desa, hampir seluruh penduduk memiliki kebun nanas. Letaknya tak jauh dari
rumah mereka. Bahkan di samping dan belakang rumah. Tak heran jika lewat di daerah ini banyak nanas tertumpuk di halaman rumah, khususnya saat musim panen.


nanas sipahutar
Nanas dimana-mana


Menurut Pak Simanjuntak, pemilik ladang sekaligus Kepala Desa saat itu, penduduk desa ini sudah lama bertani nanas. Tak tahu pasti sejak kapan mulanya, tapi para orang tua beliau dulunya juga petani nanas. Daaaan,,, masih menurut Pak Simanjuntak, nanas Sipahutar adalah nanas nomor 1 di Indonesia dan nomor 2 di dunia sodara-sodara. So, beruntunglah kami karena bisa pesta nanas no 1 di Indonesia langsung di lokasi perkebunanannya.

berkunjung ke kebun nanas
Pak Simanjuntak


Dulunya bahkan nanas-nanas terkenal di Indonesia seperti nanas Lampung, bibit awalnya dibawa dari Sipahutar. Wew,,, apakah nanas Pekanbaru yang sering saya beli di Medan itu bibitnya juga dari Sipahutar? Bisa jadi ya. Tapi apapun itu,mau nomor berapapun, ya tak dapat dipungkiri memang nanasnya enak

kebun nanas
Main ke kebun nanasnya langsung

Uniknya, nanas Sipahutar ini selain rasanya yang manis dan segar, aroma manisnya yang khas, juga tak menimbulkan gatal seperti yang sudah saya ceritakan tadi. Sontak saja ini membuat kami makin semangat menyantap nanas di tengah canda tawa perbincangan sore itu.


Jika biasanya makan nanas banyak-banyak bikin saya takut perut sakit dan kembung, entah kenapa hal itu tak terjadi pada kami kala itu. Puas sekali makan nanas di desa yang memang sedang disiapkan sebagai destinasi agrowisata di Tapanuli Utara ini.

Baca juga : Trip to Tapanuli Utara : Kejutan-Kejutan Kecil yang Tak Disangka

agrowisata nanas sipahutar
Foto bersama rombongan dengan Pak Simanjuntak di kebun nanas Sipahutar (Foto : Vina Yulzalia Oktavia)


Bahkan ketika seharian lelah, keesokan harinya, saat perut kosong belum diisi apa-apa sejak pagi, kami nekat makan nanas lagi di Lapangan Gantole, Hutaginjang, tempat acara Sport Tourism Colour Run 2018 digelar. Awalnya takut-takut, soalnya saya pernah punya pengalaman perut kembung masuk angin karena makan satu buah nanas sendiri, padahal perut nggak lagi kosong.


Tapi waktu itu kami penasaran, jadi begitu ketemu Pak Simanjuntak lagi di acara tersebut, ditawari makan nanas lagi, ya kami hajar saja. Bukan seiris-dua irisi pemirsah, tapi buanyaak. Kalau digabungin sepertinya lebih 1 buah nanas saya makan hari itu. Pesta nanas lagi!!! Dan Alhamdulillah aman. Nggak ada drama perut kembung atau muntah-muntah karena masuk angin.

nanas-desa-sipahutar
Nah disini nih makan nanas lagi, sepuasnya!

Duuuh… puasa-puasa nulis tentang nanas Sipahutar kok saya merasa sedkit menyesal ya. Soalnya pikiran jadi melayang berkilo-kilo meter jauhnya dari Medan. Ke tumpukan nanas-nanas hasil panen dan irisan-irisan nanas nan manis yang disuguhkan untuk kami nikmati kala itu.


Kalian pernah makan nanas Sipahutar? Atau malah pernah datang ke perkebunannya langsung? Gimana kesannya?

Share:

0 komentar