APAKAH KAU MENUNGGU?!


Apakah kau menunggu?! 


Apakah kau menunggu?

Apakah kau menunggu?! Mmm,,, maksudku apakah kau menunggu cerita-ceritaku yang baru dua hari ini kumulai lagi.


Bukan. Bukan berarti aku seberharap itu. Aku hanya tiba-tiba teringat, pernah ada seorang kau yang begitu antusias mendengar cerita-ceritaku, menunggu tulisan-tulisanku, tentang apapun itu. Entah sekedar cerita tak penting. Atau tentang kegalauan yang mengisi sudut hati. Atau bahkan tentang mimpi-mimpi yang masih belum teraih. Ah! Ya, aku memang punya banyak mimpi. Yang kerap kuceritakan itu sebenarnya hanya sebagian kecil saja. Lebih banyak yang hanya kupatri dalam hati. Penunggu ruang angan yang kadang jadi pemantik api semangat, kadang justru menyebabkan lelah walau tak jua ingin menyerah.


Aku hanya tiba-tiba teringat, ada seorang kau yang pernah begitu rajin membeli koran hanya untuk melihat apakah tulisanku ada disana atau tidak. Kau bahkan jadi yang terlebih dulu tau seandainya ada tulisanku yang terbit di salah satu atau dua koran di kota ini. Kau akan lekas-lekas mengabariku dan memberi komentar tanpa kuminta.


Kadang kau bertanya, siapa kah tokoh dalam cerita-ceritaku. Pernahkah aku menjadikanmu tokoh? Jika ya, kau akan kembali tanya, tokoh utama kah, atau hanya sekedar pelengkap?


Ah, kau kerap kali bertanya perihal tersebut. Pertanyaan yang itu-itu saja. Tapi aku cukup senang, setidaknya ada yang seantusias itu dengan cerita-ceritaku.


Entah apa sebabnya, tiba-tiba kita jadi saling enggan. Kemudian sapamu hilang, tak lagi kudengar. Aku pun entah kenapa tak kecarian. Seperti tak terjadi apa-apa. Seperti tak pernah ada. Kita akhirnya saling melupakan. Setidaknya begitu pikirku selama ini.


Hingga malam ini, aku tiba-tiba saja teringat. Ah, apa kabar kau? Masih kah ingat cerita-ceritaku? Kau pasti sudah sangat lama tak membeli koran, sebab aku sudah tak pernah lagi mengirimkan tulisanku kesana. Dan lagi, aku tak lagi menulis seperti dulu. Jemariku kaku kala merangkai kata, imajinasiku terbang entah kemana, sepertinya lupa jalan pulang. Entah lah.


Tulisanku kini hanyalah rangkaian kata yang kehilangan jiwa. Jadi bisa kutebak, jika kau membacanya, kau tak akan tertarik, bahkan tak lagi mengenalinya.


Tapi tak mengapa. Tak mengapa andai kau tak lagi suka ceritaku. Karena memang ceritaku kini tak lagi tentangmu. Tema kau dan aku tak lagi menarik. Bab tentang kita sudah habis. Kita sudah tutup buku. Jadi maaf jika kau kecewa karena tak ada lagi kisah tentangmu disini.


Dan jika ternyata kau tak pernah membaca tulisan-tulisanku disini, pun tak mengapa. Mungkin seperti itu lebih baik. Kau memang seharusnya tak perlu lagi tau atau mencari tau tentangku. Tak baik untuk kita dan yang lainnya.


Lalu untuk apa ini kutuliskan?! Entah lah. Aku pun sebenarnya tengah mencari jawabnya.


Medan, 03 April 2021


Share:

0 komentar