MENIKMATI PIZZA DOREMI BERSAMA DUA PANGLIMA

pizza doremi
Menikmati pizza doremi bersama dua panglima

Menikmati Pizza Doremi Bersama Dua Panglima : Pizza, makanan yang berasal dari Italia ini termasuk yang digemari di Indonesia. Sama kayak ayam goreng berbalut tepung keefsi. Bedanya kalau keefsi udah banyak yang jual di pinggir jalan. Mungkin karena resepnya lebih muda. Kalau pizza mah belum sebanyak ayam keefsi penirunya.


Makan pizza itu asiknya rame-rame. Kenapa? Ya karena kalau sendiri susah ngabisinnya 1 pan. Saya walaupun yang sensasi delight di pijahat tetep aja makannya musti ada temennya. Kalau sendiri nggak sanggup ciin. Pernah kami pesan satu pan besar pizza. Kami berlima loh. Tapi tetep sisah satu slice. Pada udur-uduran ngabisinnya karena udah beneran kenyang.


Makanya saya bilang makan pizza itu asiknya rame-rame, biar sekalian menerapkan prinsip gotong royong yang sekarang udah jarang diterapkan di masyarakat *lah ini kok jadi melenceng kesini obrolannya*.


Juni lalu saya menikmati pizza Doremi bersama dua panglima. Eits.. jangan mikir panglima yang saya maksud ini adalah seseorang berpangkat panglima dalam kemiliteran. Bukan begitu. Panglima yang saya maksud ini adalah sebuah julukan. Sebenarnya ada dua kata lagi setelah kata panglima itu, tapi sengaja saya sebut panglima saja. Soalnya saya takut dijitak sama kedua panglima tersebut hahhahaa… emang panglima apaan sih?! Ada deh. Yang jelas ini berhubungan dengan usia dan status, jadi sangat sensitif untuk dibahas hahhahaa..


Berawal dari obrolan saya di WA dengan salah satu panglima, sebut saja ia panglima F. Panglima F ini suka banget ngajak saya chat tengah malam kalau pas kerja kena shift malam.  Tiap chat sering banget bilang gini :


“Sa, pizza yok Sa. Abang lagi bokek ini. Tapi gapapa lah abang yang traktir. Dua Loyang pun jadi pizzanya. Tapi harus malam ini ya. Kalau besok siang atau pas buka puasa udah nggak berlaku lagi traktirannya hihihii.”


Yang kemudian saya balas dengan mencak-mencak. Ya kali mau nraktir pizza tengah malam gituh. Sengaja banget dia bilang mau nraktir karena yakin saya nggak bakal bisa keluar tengah malam. Iseng banget kan.


Pembicaraan traktir mentraktir pizza  ini pun berlanjut ke chat grup. Ia, panglima F ini temen satu komunitas saya. Komunitas Sheilagank Sumut, penikmat karya-karyanya Sheila On 7.


Nggak ada rencana sebelumnya, tiba-tiba malam itu sibuk ngobrolin ngajak ngepizza. Saya mah oke-oke aja. Tapi dari sekian banyak anggota grup, yang bisa cuma 3 orang. Saya, Panglima F, dan satu pria lagi yang kebetulan juga bergelar panglima. Jadi sebutlah dia Panglima I.


Kami sepakat ngepizza di Pizza Doremi yang ada di jalan H.M Yamin Medan. Pizza Doremi ini letaknya dekat lampu merah masjid Perjuangan. Konsepnya food truck gituh di pinggir jalan. Alasan kenapa milih kesini karena lokasinya dekat dengan kontrakan  saya :D *karena lagi bokek tapi pengen ngunyah juga ding*


Baik saya ataupun kedua panglima ini sama-sama belum pernah nyobain Pizza Doremi, jadi nggak ada yang jamin rasanya bakal enak. Tapi berhubung kami emang penasaran jadi yo lanjut aja, semangat 45 ke food trucknya.


Saya dan panglima I sampai lebih dulu. Sementara panglima F nyampe beberapa menit kemudian. Abang-abang penjualnya menyapa ramah dan mempersilahkan kami duduk di kursi plastik yang disediakan. Sambil cekikikan ngobrolin berbagai hal kami melihat-lihat daptar menu. Ada lima pilihan ukuran dengan harga berbeda. Kesemuanya tergolong terjangkau menurut kami. Tapi ya belum tau juga rasanya gimana. Untuk varian rasa, ada 11 varian dengan tambahan 5 ribu rupiah per varian jika ingin tambahan Xtra sosis dan Xtra keju.


Sebenarnya kami bingung mau pilih yang mana. Saya tanya kedua panglima teman saya ngepizza malam itu untuk memesan yang mana. Eh mereka malah menyerahkan ke saya. Yasudah lah, kami akhirnya pesan Chicken Favorite satu porsi yang ukuran sedang seharga 35K.  Chicken Favorite ini isinya ayam, sosis, jamur, dan keju.


Pesanan kami datang dengan kotak dominan warna hitam dan merah dengan tulisan Pizza Doremi. Entah ada hubungan apa mereka dengan Budi Doremi. Apakah si Budi Doremi adalah salah satu ownernya, atau hanya kebetulan saja. Saya kurang tau dan tak mau tau karena pesanan sudah datang dan saya keburu penasaran pengen segera icip-icip pizzanya.

pizza pinggir jalan
Kotak kemasan pizza doremi


pizza doremi
Yeaaaiii.. pizzanya udah jadiiii...

Tapi etapi, meski sudah penasaran kami nggak serta merta ngelahap pizzanya. Karena apalagi coba kalo bukan alasan kekinian : foto (doa) dulu sebelum makan :D. Cekrak-cekrek beberapa kali hasilnya blur mulu karena panglima I tremor pas pegang kameranya. Cuma berhubung fotonya hanya untuk kebutuhan pamer-pamer manjah sama temen-temen di chat grup WA Sheilagank Sumut jadi ya gapapa lah. Yang penting ada buktinya kalau kami jadi ngepizza. Secara kami kan nggak mau mereka bilang no pict hoax!

dua panglima
Sebelum makam foto dulu walau fotonya ngeblur :D

sheilagank sumut
Ada yang nggak sabar mau cepet-cepet makan :D

Gigitan pertama, saya manggut-manggut keenakan. Pizza anget-anget dengan isian ayam, irisan sosis, jamur, dan keju yang lumer bikin lidah saya nagih. Paduan rasanya pas, tekstur dan rasa tepungnya juga nggak ngecewain. Saya pernah tuh makan pizza pinggir jalan yang tepungnya masih berasa mentah dan kayak butiran butiran kecil. Bikin saya mikir dua kali buat makan pizza pinggir jalan.


Dua panglima rekan saya itu jangan ditanya. Lahap bener mereka. Mungkin karena porsi ayam, sosis, jamur, dan kejunya yang nggak pelit makanya mereka nikmatin banget ngunyah pizza segigit demi segigit yang kemudian habis sekejap. Tinggallah kotak pizza yang kosong melompong.


Saya menghabiskan dua slice pizza ukuran sedang. Sementara dua panglima itu masing-masing menghabiskan tiga slice. Entah karena emang enak atau karena sejak buka puasa saya belum makan makanan berat, rasanya hampa melihat kotak pizza itu kosong, hanya meninggalkan bungkus saus sachet kecil.


Panglima F yang dari tadi selalu berucap ‘enak’ itu pun dari mimik wajahnya jelas masih mau lagi. Apalagi panglima I yang memang tukang makan. Hanya sejenak kami saling berpandangan kemudian ketawa ngakak. Fix kami kekurangan dan sepakat untuk pesan satu porsi lagi. Panglima I bahkan memesan 2 kotak untuk dibawa pulang. 1 kotak untuk adiknya. 1 kotak lagi untuk adiknya juga. Pertanyaannya adik yang mana hahhahaha,,, *peace panglima I*


Pesanan kedua kami adalah varian metlovers dengan isi ayam, sapi, sosis, dan keju. Kelihatan banget kan pipi chubby saya asalnya dari mana. Gabungnya aja sama para pecinta daging :D

pizza doremi
Ekspresi bahagia di pesanan pizza kedua

Meatlovers ini ternyata nggak kala maknyus dari chicken favorite. Cuma menurut saya lebih berat karena irisan daging sapinya. So, saya jadi berasa kenyang banget dan nyerah di slice kedua (lagi).
4 slice pizza ukuran medium sudah cukup membuat lambung saya berasa full banget. Begitupun dengan dua panglima yang duduk di samping kanan kiri saya. Kami kekenyangan pizza guys. Tapi mulut sebenarnya masih pengen ngunyah karena rasanya udah terlanjur nempel di lidah :D

sheilagank sumut
Rasanya nggak kalah enak dari pesanan pertama
pizza doremi
Ini nih penampakan pan pizza kedua

Saking kenyangnya makan pizza, esoknya saya sampai nggak sahur loh. Bukan diniatin sih. Cuma pas bangun-bangun udah adzan subuh hahahhaa. Tapi untungnya puasa lancar tanpa hambatan sampe waktu berbuka.


Buat saya, Pizza Doremi ini nggak kalah lah sama pijahat. Apalagi lokasinya dekat dari kontrakan. Kalau pas pengen dan cuma sendirian bisa beli yang slice aja atau yang ukuran kecil. Kalau lagi males keluar ya tinggal order via gojek aja bisa kok. Harganya juga terjangkau. Besok-besok kesini lagi ah, nyobain varian rasa yang lain.


Karena rasanya yang worth it, saya dan 2 panglima itu sampe sekarang kalau ngobrol masih sering bilang “pizza doremi kita?!” yang langsung disambut kalimat : “ayok ayok.. kapan?!” Cuma sampe sekarang belum kesana lagi karena belum sempat ketemuan lagi. Tapi yang musti diingat kalau kesini lagi adalah bawa minum sendiri karena mereka nggak jual minuman. Kami aja kemarin musti beli air mineral di kedai di seberang jalan.


Yaiii… udah dulu ya cerita saya tentang Menikmati Pizza Doremi Bersama Dua Panglima. Kalian punya pengalaman makan pizza Doremi? Atau makan pizza bareng panglima? Share dong ceritanya.

Share:

9 komentar

  1. Murah meriah, ya. :D
    Tempatnya juga merakyat gitu di food truck. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, murah meriah dan lezatos mbak, cocok lah buat kantong kita-kita :)

      Hapus
  2. Balasan
    1. aku aja kalau inget ngiler lagi mbak, enak sih soalnya :D

      Hapus
  3. Wow jadi pengin pizza nih lihat foto pizza ini. Namanya unik juga ya, pizza doremi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. buruan lah mbak beli pizza kalau pengen. mungkin ownernya suka musik kali ya makanya dikasi nama doremi pizza :)

      Hapus
  4. sudah lama ngak makan pizza, pengen beli tapi klo makan sendiri kurang seru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi mau ditemenin makan pizzanya? yuk lah aku temenin, tapi traktir ya, ehehehee...

      Hapus
  5. Terima kasih ya udah berkunjung ke pizza Doremi foodtruck........terima kasih juga atas postingan dan testimoninya.......sekarang doremipizzafoostruck sudah berganti nama menjadi hanispizzafoodtruck....Dengan rasa yang lebih lezat pastinya....dan silahkan follow Instagramnya : hanispizzafoodtruck dan ditunggu kunjungan berikutnya...terima kasih

    BalasHapus