WISATA MURAL DI KOTA MEDAN

mural art
Wisata mural di Kota Medan

Wisata Mural di Kota Medan – Wisata Medan : Sekitar bulan Februari lalu sempat ramai orang nge-share tentang Mural di Kota Medan, baik itu di Sosmed maupun di blog rekan-rekan bloger Medan. Tapi saya baru tadi nyempetin diri buat Wisata Mural di Kota Medan tercinta ini :D


Awalnya pengen liat Dokan Art Festival di Desa Dokan, Kabanjahe. Tapi karena sepeda motor saya belum sempat diganti bannya, terus sepeda motor temen juga kurang sehat, jadilah batal ke Kabanjahe. Tapi dasarnya tukang ngeluyur, rasanya kok ya sayang kalau libur cuma di rumah aja :D


Saya pun langsung kepikiran buat city tour aja. Kemudian keinget sama mural-mural di beberapa titik di Kota Medan yang belum sempat saya kunjungi.


Sekedar merefresh informasi, Februari lalu Ernest Zacharevic, pelukis mural-mural cantik di Penang yang terkenal itu mulai melukis mural di beberapa titik di Kota Medan. Ernest tak sendiri, ia bersama beberapa pelukis mural lainnya datang ke Medan untuk menorehkan karya-karya mereka di beberapa dinding bangunan di kota Medan.


Saya berwisata mural berdua bersama Fitri, temen satu kontrakkan yang juga seorang blogger. Kami memulainya dengan mengunjungi jalan Multatuli Medan. Berdasarkan informasi setelah searching sana-sini, salah satu lokasi muralnya ada di kawasan Multatuli. Kami masuk ke jalan Multatuli memalui jalan Juanda. Celingak-celinguk melihat gang-gang yang ada. Karena memang lokasinya di pemukiman penduduk. Sampai di komplek bisnis Multatuli kami masih nge-blank. Belum ada petunjuk yang mencerahkan.


Kami pun balik arah dan berniat tanya ke satpam ataupun orang di sekitar Multatuli. Kami mendekat ke seorang pria di pinggir jalan, eh ketika mau ditanya dianya masuk mobil. Okeh, berarti dia bukan orang sekitar situ.


Di ujung ruko-ruko Multatuli, ada sebuah gang kecil. Tepatnya di seberang masjid Thoyyibah. Entah kenapa feeling saya mengatakan itu gangnya. Kami pun nekat masuk saja, bertanya dengan menunjukkan gambar mural seorang nenek di jendela yang saya dapat dari google ke seorang pria yang tengah duduk di sebuah bangku tak jauh setelah kami masuk gang.

petunjuk gang lokasi mural di multatuli medan
Cari aja masjid di di jalan Multatuli Medan, nah gang menuju lokasi muralnya ada di seberang masjid ini


mural art di multatuli medan
Ini nih penampakan gang yang menuju lokasi lukisan mural di Multatuli Medan

“O ya ya.. itu di dekat situ. Kesitu aja, kelihatan itu gambarnya,” ujar pria tersebut. Kami pun mengikuti arah telunjuknya. Dan benar saja, di kejauhan kelihatan gambar mural nenek yang kami maksud.


Usai mengucapkan terima kasih kami pun menuju lokasi pertama wisata mural di kota Medan kami kali ini. Beberapa bapak-bapak tengah duduk berkumpul tak jauh dari lukisan mural sang nenek. Sepertinya tengah main catur atau kartu. Saya enggan untuk terlalu memperhatikan.

kumpulan bapak-bapak
Kumpulan bapak-bapak yang tengah asik main kartu/catur 

Fitri mematikan mesin sepeda motor dan meminta ijin untuk berfoto-foto di depan lukisan sang nenek. Mereka tampak tak begitu menghiraukan kami. Mungkin karena terlalu asik dengan permainannya. Kami pun mulai mengambil foto.

medan mural art
Berfoto dengan latar belakang mural nenek

Lukisan mural yang menggambarkan seorang perempuan lanjut usia yang menumpukan kedua tangannya di sisi jendela ini berada di dinding rumah bercat hijau yang sebagian sudah dihancurkan. Gabriel Pitcher, sang pelukis kabarnya sengaja melukis nenek tersebut karena garis wajahnya yang khas. Oya, nenek dalam lukisan ini memang ada loh. Dan merupakan penduduk daerah tersebut. Rumahnya berada tak jauh dari lokasi mural ini. Anak-anak di pemukiman ini menawarkan diri untuk memanggil sang nenek. Saya menolak karena takut menanggu aktifitas beliau. Apalagi sang nenek sudah tua. Saya khawatir beliau kepayahan jalan kesini.

medan kota mural
Si nenek jadi hits karena jadi model lukisan mural ini.

Sedang asik berfoto, seorang remaja lelaki melintas. Ia menyapa dan mengajak kami berbincang. Dengan ramah ia juga bersedia menemani jika ingin melihat mural lainnya. Remaja bernama Fahmi ini ternyata adalah teman dari para pelukis mural-mural ini. Dirinya juga memiliki bakat dalam bidang gambar menggambar, dan hal itu pulalah yang membuatnya mengenal dengan Ernest dan teman-temannya.

gabriel pitcher
Fahmi, saya, dan Fitri.

Menyusuri gang-gang kecil, Fahmi menemani kami ke lokasi mural kedua, tak jauh dari lokasi pertama. Kami berjalan kaki. Bapak-bapak yang tengah bermain catur atau kartu itu mengatakan sepeda motor kami aman ditinggal disitu, ada mereka yang akan menjaganya.

wisata mural di kota medan
Melewati gang kecil dan belakang rumah-rumah penduduk

Lokasi kedua, sebuah mural melukiskan anak-anak yang tengah bermain. Lokasinya masih di dinding rumah yang sisi lainnya sudah dihancurkan. Bersanding dengan rumah-rumah penduduk lainnya. Ini mural terbaru. Baru sekitar 2 atau tiga mingguan lah selesainya. Pelukisnya bernama Axelvoid dan L.E.O (sepertinya ini inisial, tertulis di dinding). Menurut Fahmi, sang pelukis terinspirasi dari anak-anak korban tsunami Aceh.

wisata kota medan
Ini mural terbaru guys, berkisah tetang anak-anak korban tsunami Aceh

Ada banyak puing-puing bangunan di sekitar lukisan ini. Masih menurut Fahmi, kenapa puing-puing itu tetap dibiarkan begitu saja tak lain karena sang pelukis menginginkan demikian. Bahkan ketika puing-puing itu hendak dibersihkan dan disemen, pelukisnya menolak. Ia ingin tetap seperti itu.

pelukis mural
Kagak boleh dibersihin, tapi emang kelihatan lebih kece sih daripada di semen halus


wisata mural
Mural yang mengingatkan ke masa kanak-kanak

Sebenarnya ada satu lagi lukisan mural di sekitar pemukiman penduduk di Multatuli ini. Namun sayangnya sudah dicorat-coret. Tapi saya tetap meminta Fahmi untuk mengantar kami ke lokasi tersebut. Benar saja, sudah dicorat-coret, tertutup besi-besi tua. Sungguh sangat disayangkan. Padahal saya lihat di blognya kak Molly lukisannya bagus.

seni lukis mural
Duuuh sayangnya, udah di coret-coret :(

Dari Fahmi kami mendapatkan info lokasi mural-mural lainnya. Sebenarnya ia tak keberatan mengantarkan. Sebagai teman dari sang pelukis, dan sebagai orang yang juga memiliki minat di bidang itu, ia merasa punya keharusan untuk melakukan hal tersebut jika memang waktunya tengah luang. Tapi saya menolak, takut mengganggu aktifitasnya.


Kami kembali ke lokasi pertama. Berpamitan dengan bapak-bapak pemain catur/kartu, tak lupa mengucapkan terima kasih ke Fahmi dan teman-temannya yang juga menjaga sepeda motor kami.
Keluar dari gang, kami ke kiri, arah ke jalan Juanda. Berkelang sekitar 2 rumah, terdapat satu mural lagi. Letaknya tepat di pinggir jalan di sebelah kiri. Kami berhenti untuk mengambil foto. Mural tersebut menggambarkan seorang anak laki-laki yang hanya mengenakan celana di atas lutut tengah menggenggam semacam obor. Saya menerka-nerka apa pesan yang ingin disampaikan lukisan mural tersebut, kalau kata Fitri sih itu karena PLN sering padam hahhahahaa…

wisata mural kota
Kalian para lelaki, jangan main api ya, nanti saya jewer loh :P

mural art
Betapa sebuah karya seni itu multi tafsir ya. Tapi tafsirannya sedang main api, nah ini tafsirannya sedang membawa cahaya, menerangi sekitar. Kalau seperti ini mah adek mau bang, yok bareng-bareng :D *baper mode on*

Wisata mural di Kota Medan pun berlanjut. Kami menuju jalan Sisingamangara. Melewati toko roti Majestic. Tak jauh dari Majestic, terdapat tukang tempel ban, di sebelah kiri. Nah di belakangnya itu lah lokasi mural selanjutnya. Memanfaatkan sebuah dinding ruko. Mural berukuran besar, menggambarkan seorang anak perempuan tengah duduk di atas gajah. Uniknya gajahnya terbuat dari origami. Dan kertas origaminya adalah uang kertas seratu ribu rupiah.

wisata mural medan
Coba aja itu gerobak dan tumpukan sampah nggak ada disitu ya

Sungguh menarik melihat mural karya Ernest Zhacarevic ini. Baik dari sisi seninya maupun dari pesan yang terkandung dalam lukisan tersebut. Lewat lukisan mural gajah dan anak perempuan ini, Ernest hendak mengungkapkan kekhawatiran sekaligus kritikannya, tentang alam yang semakin rusak. Gajah dalam lukisannya mewakili hewan-hewan yang turut terkena imbas dari pembalakan liar, pembukaan lahan, dan kerusakan alam. Dan uang yang jadi kertas origami tersebut menggambarkan bahwa semua kerusakan itu terjadi karena uang. Keserakahan manusia terhadap uang. Begitu pula anak-anak yang tak memiliki tempat bermain karena lahan-lahan di perkotaan sudah menjadi ladang bisnis dan sumber uang mereka yang berkepentingan. Wadauuww… elegan bener cara mengkritiknya ya.

Mural karya Ernest Zacharevic di jalan Sisingamangaraja Medan

Tapi emang begitulah ya, mengkritik itu ada seninya. Protes itu bisa lewat karya. Lebih baik tunjukkan prestasi, daripada sibuk berkoar-koar tapi lupa memperbaiki diri sendiri *ini sebenarnya kalimat caption salah satu postingan di IG saya : perempuannovember hehehhe*


Lokasi selanjutnya yang kami kunjungi adalah lahan kosong di sebelah Bangi Kopi Tiam di jalan Juanda. Lahan kosong di antara rumah-rumah mewah di pinggir jalan itu temboknya penuh mural. Ada tulisan-tulisan, dan ada pula gambar serigala.

seni mural
dilihat dari kejauhan, jalan raya.


medan mural art
Coba tebak ini gaya saya korban sinetron apa? :D

artis mural kota medan
mysterious girl :D

lokasi mural di kota medan
Ini bukan lagi gaya ya, emang aslinya kemarin mau jatuh.

Yang menarik adalah mural yang menggambarkan kebakaran hutan dan seekor orang utan yang berusaha berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Jika dilihat sekilas mungkin terlihat biasa saja, namun jika diperhatikan, terlihat menarik dan penuh makna. Apalagi tumbuhan merambat yang menempel di dinding itu memberi efek lebih hidup lagi.

mural di kota medan
pasti uda tau dong ya pesan dalam mural ini :D


mural cantik
Yuuuk ulurkan tangan. Membantu alam agar tetap lestari sama saja dengan membantu kelangsungan hidup manusia ke depannya

Kami lumayan lama disini, dan lumayan dilihatin orang-orang yang melintas. Secara letaknya tak jauh dari perempatan lampu merah. Jadih banyak pengendara yang berhenti saat lampu merah menyala.



Matahari sudah di ufuk barat. Saya sebenarnya sudah lapar. Fitri juga haus katanya. Tapi wisata mural di Kota Medan kami ini belum berakhir guys. Masih ada satu tempat yang ingin kami kunjungi lagi. Karena lokasinya nggak begitu jauh dari kontrakkan kami, jadi ya hitung-hitung sekalian jalan pulang.


Tempat terakhirnya adalah… jeng jeeeng… jalan Perdana. Mungkin pada bertanya-tanya jalan Perdana ini dimana. Cek google map aja ciiiiin. Atau saya jelasin deh. Kalau misalnya kita dari stasiun kereta api Medan, ambil ke kanan, nah pas di lampu merah gedung Lonsum itu, kita ambil lurus, bukan yang ke arah hotel Aston. Setelah lurus, di pertigaan Jalan Hindu, ambil ke kiri. Ntar di simpang empat yang Pasar Hindu itu, kita ke kanan *yang arah ke perempatan Forum 9 Building dan Lapangan Benteng* Ntar lihat aja ke sebelah kanan. Di salah satu tembok bangunan-bangunan di tepi jalan itu ada mural karya Ernest juga.


Mural di jalan Perdana ini menggambarkan tiga orang anak dan seekor anak orang utan yang tengah bermain  di betor (becak motor), becak khas Medan. Saya kurang ngerti kenapa Ernest melukis pula orang utan itu. Entah karena Bukit Lawang (yang masuk wilayah Sumatera Utara) yang terkenal dengan orang utannya. Atau ada maksud lain.

mural di jalan perdana kota medan
Hati-hati dek, sini kakak pegangin biar nggak jatuh :D


mural di jalan perdana
Eh tunggu dek, kakak mau ikutan naik betor :)


wisata mural
Ini kalau diperhatikan lagi fotonya, mata saya kok merem ya -_-

Karena letaknya yang benar-benar di pinggir jalan, kalau mau foto-foto di mural di jalan Perdana ini musti ati-ati ya. Jangan sampai asik memfoto sampai lupa kendaraan yang lewat, kalau kesamber kan berabe ciiin.

mural di jalan perdana
Ini motonya dari seberang jalan. Tapi musti ati-ati guys, soalnya disini ramai kendaraan melintas

Mengunjungi lokasi mural-mural di Kota Medan ini asik juga ternyata. Baik itu untuk mereka yang suka seni lukis, ataupun sekedar penikmat seperti saya. Apalagi jika lukisan-lukisannya itu menggambarkan hal-hal yang dekat dengan keseharian kita. Humanis.


Wisata mural di Kota Medan bisa dijadikan pilihan city tour untuk mengisi libur yang cuma sehari misalnya. Tapi jangan mikir lokasinya di tempat-tempat mewah ya. Karena yang akan kalian temukan adalah goresan-goresan cat di tembok-tembok pemukiman penduduk. Tapi tetap asik kok. Itung-itung kita jadi tau gimana suasana di salah satu pemukiman di kota Medan. Sekali-sekali nggak nge-mall gapapa  kan :D



Tentang lokasinya yang banyak di tembok perumahan penduduk, saya jadi menerka-nerka alasannya apa. Mungkin si pelukis pengen mengatakan kalau seni adalah milik semua orang, bahkan rakyat kecil *secara selama ini karya-karya seni itu kan terkenal mahal dari segi harga*


Atau mungkin mereka pengen menularkan minat seni mereka ke anak-anak di sekitar lokasi. Atau mereka ingin pengunjung melihat langsung kehidupan wong cilik di kota Medan. Atau.. atau.. ah yang jelas mural-mural ini sudah memperindah pemandangan :D


Cuma sayangnya memang masyarakat kita belum sadar betul bagaimana menghargai dan menjaga sebuah karya. Contohnya ya mural yang udah dicoret-coret itu. Nggak bisa disalain yang punya rumah juga sih kalau akhirnya malah dijadikan tempat nyimpan besi-besi tua. Mungkin memang sejak awal tidak ada perjanjian tentang lokasi mural harus tetap dibiarkan untuk umum. Siapa tau memang dia tidak punya ruang lagi di rumahnya. Tapi yang nyoret-nyoret itu, duuuh… sayang bener rasanya.


Ini sebenarnya pe-er bersama, kalau memang hendak dijadikan spot wisata seperti mural-mural di Penang, yang paling utama dilakukan mungkin mengedukasi masyarakatnya dulu, minimal masyarakat di sekitar lokasi mural berada. Kalau cuma dibuat terus dibiarkan begitu aja, ya ujung-ujungnya dicorat-coret :D


Selain itu, masalah kebersihan juga perlu diperhatikan *masalah kebersihan ini kayaknya masalah sebagian besar daerah di negara ini deh*. Masak iya turis datang mau lihat karya seni eh ya yang terlihat justru sampah. Masalah lokasihnya yang harus melewati gang-gang sempit mah nggak masalah, tapi kalau kesannya kumuh ya orang juga males toh mau datang. Ya kan ya kan… duuuh.. saya kok jadi nyinyir gini *maapkeun*.


Sudah enam lokasi mural yang kami datangi. Sudah cukup lah wisata mural di Kota Medan kali ini. Ntar dilanjutkan lain waktu. Kami syudah lapar dan haus, sudah mau gelap juga. Jadi kami pun segera mencari tempat makan terdekat untuk mengisi amunisi.


Kalian pernah wisata mural di Kota Medan ataupun di kota-kota lain?! share dong ceritanya.



NB : Semua foto-foto dan video dalam postingan ini diambil menggunakan kamera hape Xiaomi Redmi 3S

Share:

24 komentar

  1. mantab Dyah,,keren2 Muralnya. Tapi ada yg jadi pertanyaan dikepala saya. Bagaimana si Ernezt itu bisa ngegambar di Medan dan memilih lokasi2 yg tadi utk menjadi lokasi gambarnya?? apakah niatan pribadi atau bekerja sama dengan Dinas terkait kota Medan atau LSM atau semacamnya lah. krn kalau saja digambar dengan mural yg banyak di sisi2 kota Medan kemungkinan akan menjadi daya tarik wisata seperti yg ada di Penang kan. Lumayan wisata Medan kembali terangkat menambah daftar wisata yg ada.

    BalasHapus
  2. wiih luar biasa ya gambar2 muralnya

    BalasHapus
  3. Cakep ya. Aku sempat membaca tulisan soal mural di kota Medan ini lewat blog Nyonya Sepatu.
    Mural-mural ini memang jadi trend karena sukses di Penang. Kalau enggak salah katanya di Surabaya juga ada, tapi agak meniru yang di Penang. Padahal biarkan budaya masing-masing daerah jadi cerita di mural-nya ya.

    BalasHapus
  4. Heum, mungkin karena jarang keluar. Jadi gak tahu ada lukisan mural gini. List tour medan nambah ni, colek @rizki ardhani😀

    BalasHapus
  5. Lukisan mural-nya bagus-bagus ya.. bahkan ada yang nampak hampir sama seperti aslinya.

    BalasHapus
  6. Mural nya bener2 dahsyst nih mba.. besok kalau pas pulang kampung bisa nih saya explore dan lihat hasil mural di Medan mba

    BalasHapus
  7. mantap diah, keren bingit mural muralnya xixixxi bahagia itu sederhana ya, melihat mural mural begini jg bikin happy

    BalasHapus
  8. wah bagus nich mural nya, terasa hidup banget muralnya jadi pengenn kesana. Semoga kalau pas ke medan bisa lah kesini

    BalasHapus
  9. keren euy, udah mirip Penang sekarang, banyak wisata Muralnya juga. sudah berkembang jadi kota wisata yang luar biasa. makin ramai yang berkunjung nih

    BalasHapus
  10. Di antara semua, paling terkesima sama mural karya Ernest Zhacarevic. Karyanya penuh dengan makna.
    Keren Medan, punya tempat wisata mural...
    Di Bandung, karya Mural baru di tempatkan di beberapa jalan. Yang terbaru di jalan layang..muralnya gede banget :D

    BalasHapus
  11. Bagus-bagus ya lukisannya. Iya tuh, perlu lebih ditata memang, masa' gambar bagus-bagus ditimpa pilox. :D

    BalasHapus
  12. Memang bagus sekali, Mbak. Lukisannya seperti nyata, DAN BERKISAH!!

    Bisa mengundang pelukis mural kondang seperti Zhacarevic.... ouwouwouwo....

    Tentang si nenek yg jadi model... Semoga selalu sehat dan kehidupannya membaik. Aamiin

    BalasHapus
  13. Aiss.., luar bias aya mbak. Seni kalau dibiarkan akan menemukan titikntak terduga. Muralnya hidup banget, dekat dengan masyarakat dam dalam maknanya. Selain kisahnya kuat gampilan muralnya juga hidup banget. Yang hutan terbakar itu kok bisa ya ... ckckck

    Salut juga sama mba diah yang bikin wisata mural. Asyik nih buat penyemangat. Apalagi bisa dapat guide spesial ya ,mba

    BalasHapus
  14. Muralnya emang sengaja di bangunan kosong gitu yah? Hehehe

    Keren juga ada yg seolah-olah lukisannya 3D :)
    Kalo di Jakarta aku pernah nyoba di alive museum hehhe dan itu bayar agak lumayan hehhe

    Wisata mural di Medan bentar lagi bakal jadi instagramable nih kayanya hhe

    BalasHapus
  15. Kereeeennn bangeeettt, aku pengen ke Medan enggak jadi-jadi. Nanti kalau ke sana temani ya hehe

    BalasHapus
  16. Benar yaa...sayang sekali kalau berakhir pada tak terwatnya simural-mural cantiik ini...

    Padahal aku tau gambar begini gak mudah.
    Dulu pernah liat di skolah anakku digambarin 3D mural...dan berhari-hari ngerjainnya. Dari mulai bersihin tembok, mengkonsep pakai pensil hingga beneran pakai cat warna-warni yang menarik hati.

    Sukses terus seniman Indonesia.

    BalasHapus
  17. Hmm
    Saya sudah berfoto juga di beberapa mural tapi belum keseluruhan.
    Pesan nya memang banyak yang disampaikan yah.
    Teringat ketika di Penang,bisa menikmati banyak mural begini.

    BalasHapus
  18. Keren banget mba asli, sekarang ini mural art menjadi salah satu media untuk menyurakan hati dan pikiran rakyat. Cara yang kreatif serta tidak merusak lingkungan menjadi nilai tambah dari mural art ini.
    Gambar yang pohon terbakar itu maknanya dalem banget ya, pemerintah harus liat mural art yang di Medan ini.

    BalasHapus
  19. keren-keren ya.., apalagi ditambah ekspresi mbak nya yang pas banget.. keliatan nyata banget jadinya haha..:D

    BalasHapus
  20. parah bagus banget lukisannya yah kayak beneran
    ibnuasmara.com

    BalasHapus
  21. Wah... lukisannya cakep-cakep... kaya 3D...

    BalasHapus
  22. wisata unik .. kebetulan di jogja sudah ada .. tp di indoor bukan di outdoor..

    BalasHapus