SENANDUNG SIMALUNGUN, PENGOBAT RINDU PARA PENIKMAT MUSIK SIMALUNGUN

senandung simalungun

Senandung Simalungun, Pengobat Rindu Para Penikmat Musik Simalungun - Event : Musik adalah bahasa universal. Siapa saja bisa menikmati musik selagi pendengarannya normal. Tak terbatas suku, daerah, negara ataupun bahasa. Musik yang baik akan dinikmati oleh siapa pun, tak terkecuali musik daerah. Misalnya saja musik daerah Simalungun. Sayangnya, generasi masa kini seolah melupakan musik daerahnya sendiri. Padahal musik dan seni suara merupakan produk budaya yang seharusnya dikembangkan dan dilestarikan. Sebaliknya, mereka yang dulu pernah akrab dengan musik daerah, harus menabung rindu untuk bisa menyaksikan musik-musik daerah diperdengarkan secara live di berbagai acara.

Namun tampaknya, kerinduan para penikmat lagu-lagu Simalungun akan segera terobati. Sebuah event bertajuk “Senandung Simalungun Part I” direncanakan akan digelar pada 28 September 2015 mendatang. Acara yang dihelat di The Tiara Hotel & Convention, jalan Cut Meutia Medan ini akan menawarkan konsep pagelaran seni dan budaya dengan elegan dan bersahaja. Senandung Simalungun Part I akan menampilkan beragam seni suku Simalungun seperti Bual Pokkalan, Inggou, Tor-tor Simalungun, Nyanyian-nyanyian (doding), Tor-tor Sombah, hingga menari bersama dengan iringan lagu-lagu Simalungun seperti Sitala Sari, Tolu Sahundulan dan lain-lain.

Senandung Simalungun Part I didukung oleh artis-artis yang selama ini concern membawakan musik dan lagu Simalungun dalam tiap penampilan mereka, di antaranya : Jhon Effendi Purba, Trio Pora-Pora, Dewita Purba, Sarudin Saragih, Jhon Elyaman Saragih, Sapna Sitopu dan Ocha Mamamia.
Senandung Simalungun Part I digelar untuk mengobati kerinduan para penikmat musik daerah Simalungun, sekaligus memacu semangat para seniman untuk berkarya nyata demi mempertahankan warisan budaya leluhur. Selain itu, acara ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik untuk mendatangkan para wisatawan ke daerah Simalungun, Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya.

Jujur, secara pribadi saya gembira dengan adanya event ini. Apalagi, saya termasuk generasi muda Sumut yang nggak ngerti dan nggak akrab dengan lagu-lagu daerah Sumut :( Meski suka dengan hal-hal yang berbau etnic, saya termasuk anak muda yang tumbuh dengan miskin identitas kesukuan. Nggak bisa bahasa Batak walau ayah saya Siregar. Paling bingung kalau ada yang nanya “Siregar mana dek?”, aiiih…. Rasanya pengen langsung ngilang dari hadapan orang yang nanya. Konon lagi kalau ada yang nanya adat dan budaya Batak. Pengetahuan saya sangat minim akan hal itu.
Bukannya nggak belajar sih, dulu waktu masih kuliah dan punya temen-temen yang bisa bahasa Batak, saya suka minta ajarin. Tapi tetep nggak bisa *dasar lemot*. Sering juga diterangin tentang silsilah marga dan asal suatu marga. Tapi ya kalau sekarang ada yang nanya lagi ke saya palingan cuma bisa saya jawab dengan cengiran :D

Tapi terlepas dari itu, saya memang tertarik dengan hal-hal yang berbau budaya suatu suku. Makanya saya pun tertarik untuk nonton Senandung Simalungun ini.

Eh kalian, bareng yuuuk nonton Senandung Simalungun di September nanti :)

Share:

2 komentar