CINTAI HIDUP, DENGAN BERANI



NOVEL 2 KARYA DONNY DHIRGANTORO

JUDUL BUKU    : 2
PENULIS           : Donny Dhirgantoro
PENERBIT         : Grasindo
TAHUN TERBIT : Juni 2011
TEBAL                : 418 hlm
ISBN : 978-979-081-562-9
HARGA              : Rp. 60.000

Donny Dhirgantoro semakin menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis novel ringan namun inspiratif dan penuh motivasi. Setelah sukses meraih national best seller pada novel pertamanya 5 CM, Donny Dhirgantoro kembali dengan novel keduanya berjudul 2 (dua).

Bercerita tentang perjuangan Gusni, generasi muda Indonesia yang memiliki “kelebihan” yang merupakan keterbatasannya. Gadis remaja tersebut memiliki berat badan yang tak pernah berkurang sejak ia lahir. Ini takkan menjadi masalah andai saja penambahan berat badannya dalam batas wajar. Tapi Gusni berbeda. Berat badannya justru ancaman baginya. Semakin bertambah berat badannya, seakan semakin berkurang jatah hidupnya.

Saat usianya menginjak 18 tahun, kedua orangtuanya memberitahu sebuah kenyataan yang tak pernah terbayangkan olehnya seumur hidupnya. Gusni mengidap penyakit genetis, penyakit keturunan dan tidak dapat hidup lama. Proses pembakaran lemak di dalam tubuhnya tidak sempuna. Hal ini menyebabkan berat badannya terus bergerak naik. Kakek buyut dan neneknya dari pihak papa mengidap penyakit serupa. Sama seperti Gusni, berat badan mereka tidak pernah turun sejak lahir dan umur mereka tidak sampai mencapai angka dua puluh lima tahun.

Gusni panik. Gusni shock. Ia seakan tak percaya semua penjelasan papanya. Tapi apa yang terjadi pada tubuhnya menunjukkan fakta yang coba ia ingkari namun tak bisa. Berat badannya memang tak pernah turun. Ia hampir putus asa. Tapi Gusni adalah wanita Indonesia. Wanita Indonesia yang tabah dan kuat, bukan pasrah, bukan pula lemah, apalagi menyerah. Gusni memutuskan untuk melawan. Setiap subuh ia berlari dari rumahnya di Kemang menuju Gelanggang Olahraga Cilandak, Jakarta Selatan. Berbagai cara ia lakukan untuk menghambat peningkatan berat badannya.

Gusni memang tak sendiri. Ia memiliki keluarga, teman dan Harry, pria yang sedikitpun tak pernah terbersit di pikirannya untuk meninggalkan Gusni meski dokter memvonis waktu Gusni tak lama lagi. Dukungan orang-orang terdekat sangat berarti bagi Gusni. Ia bersyukur hidup di lingkungan orang-orang penuh kasih. Tapi bukan berarti perjuangan Gusni menjadi ringan. Berat badannya sedikitpun tak berkurang sekuat apapun ia mencoba menurunkannya.  Hari-hari kelam ke depan pun selalu menghantui. Gusni tak mau kalah. Ia terus berjuang. Ia ingin terus berada di dekat keluarganya. Merasakan pelukan hangat papa, mama dan kakaknya Gita, juga Harry sang tambatan hati. Ia tak ingin pergi lebih cepat dari mereka. Ia mencintai hidupnya dan orang-orang dalam hidupnya. Dan karena itu ia harus berani memperjuangkan hidupnya. Ia, gadis besar itu, mencintai hidupnya dengan berani.

Di saat dokter dan semua orang terkasihnya pasrah, Gusni justru sebaliknya. Ia tak mundur selangkahpun. Semangatnya besar melebihi berat tubuhnya. Ia bahkan mengambil keputusan yang sama sekali tak disangka oleh keluarganya dan juga Harry. Keputusan yang awalnya ditentang keluarganya karena kondisi tubuhnya. Gusni bertekad melawan penyakitnya dan mewujudkan impiannya : menjadi pemain bulutangkis kebanggaan. Yah, sejak kecil ia bercita-cta menjadi pemain bulutangkis. Alasannya sederhana, waktu kecil ia menyaksikan betapa kedua orangtuanya bahagia saat menyaksikan kemenangan pemain bulutangkis Indonesia dalam sebuah pertandingan bergengsi tingkat dunia. Sejak itu ia bercita-cita menjadi pemain bulutangkis untuk satu hal : membahagiakan orang tua. Berhasilkah Gusni menurunkan berat badannya dan menjadi pemain bulutangkis handal kebanggaan keluarga dan bangsa Indonesia?

Membaca novel setebal 418 halaman ini tak akan membuat bosan karena Donny menuliskannya dengan bahasa ringan dan mengalir. Tema bulutangkis yang merupakan salah satu olahraga kebanggaan masyarakat Indonesia digabungkan dengan masalah penyakit berat badan merupakan ide menarik dan motivatif. Di novel ini, Donny tidak hanya mengingatkan pembaca akan kekuatan mimpi dan imajinasi, tetapi juga kekuatan cinta. Cinta yang membuat seorang anak manusia menjadi berani. Berani mencintai dan mencintai dengan berani. Di novel ini pembaca akan dapat melihat cinta seorang pria terhadap wanita dan anak-anaknya yang membuatnya berani berdiri di garis paling depan sebagai kepala keluarga. Menghadapi segala terpaan kehidupan. Cinta dengan berani seorang wanita terhadap suami dan anaknya, laksana fajar lentera yang senantiasa memberi kekuatan pada keluarganya. Dan cinta seorang anak terhadap kedua orangtuanya. Cinta yang membuatnya berani untuk terus melangkah mengejar cita-citanya meski bayang-bayang maut mengikutinya. Cinta seorang anak bangsa terhadap negerinya yang membuatnya tetap bangga dengan merah putih meski kisah paling kelam dalam hidupnya dialami di tanah air ini.

Mimpi, cinta, perjuangan, semangat nasionalisme, novel ber-cover merah ini dipenuhi taburan cinta dan keberanian untuk terus mencinta. Inspiratif dan sangat motivatif.*

Share:

2 komentar

  1. Wah... Jadi penasaran pengen baca sendiri nih. Siapa tahu bisa ngintip tips menguruskan badan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehhee.. ayo dibaca mbak, banyak motivasinya nih novel :)

      Hapus