DO’A TULUS ORANG TUA UNTUK ANAKNYA



Saya sering mendengar kata-kata yang mengatakan bahwa salah satu do’a yang didengar Allah adalah do’a orang tua kepada anaknya.  Jangan remehkan do’a orang tua, karena Tuhan senantiasa mendengar do’a dan pengharapan mereka terhadap anaknya.

Saya memaknai kata orang tua tak hanya sebatas orang tua yang telah melahirkan kita, lebih luas dari itu – orang yang sebaya dengan orang tua kita, ataupun orang yang dengan berbagai alasan pantas kita sebut orang tua –

Jadi ceritanya pagi tadi emak saya datang ke Medan bersama uwak dan beberapa teman. Emak juga membawa Fajar, anak tetangga kami di kampung yang hendak menemui bibinya di Medan. Bibinya ini bernama kak Ana.

Nah, tadi sebelum pulang kembali ke kampung, kak Ana beserta suami dan anaknya datang ke rumah sepupuh saya untuk mengantar Fajar yang harus kembali ke kampung juga. Di rumah sepupu saya, para emak-emak (Emak dan uwak perempuan saya), menyempatkan diri mengelus-elus perut kak Ana yang memang sedang hamil besar. Katanya sih sudah bulannya. Si kakak juga beberapa kali terlihat meringis menahan sakit. Katanya seharian ini terasa sakit, tapi belum ada tanda-tanda mau melahirkan.

“Sehat-sehat ya nak. Bagus-bagus keluarnya, jangan nyusahin emakmu. Jadi anak yang kuat, yang tahan sakit, nurut ama orang tua.”

Meski seperti berbisik, karena jarak yang dekat, saya mendengar kalimat itu diucapkan berulang-ulang secara acak sambil mengelus-elus perut kak Ana. Saya lihat mata kak Ana berkaca-kaca, mungkin terharu dan teringat kedua orang tuanya yang sudah tiada. Ia pun mengusap matanya yang sudah digantungi air mata. Huh,,, adegan itu memang cukup mengharukan, saya saja langsung mencari kesibukan, pura-pura tidak melihat. Soalnya saya ikut terharu dan ingin mewek karena teringat almarhum Ayah. Dulu, saat Ayah masih hidup, banyak orang-orang yang minta dido’akan oleh Ayah.  Apalagi anak-anak angkatnya Ayah. Mau melamar, mau nikah, mau ini, mau itu. Mau apa-apa minta dido’ain sama Ayah. Mau melahirkan minta do’a Ayah. Anaknya lahir, minta Ayah yang kasih nama. Anaknya sakit, minta dido’ain sama Ayah. Saya sendiri malah belum sempat merasakan itu, wong saya belum menikah dan Ayah sudah pergi setahun yang lalu L T_T ….. ups… kok malah curhat pribadi, maaf..maaf…!

Jadi singkat cerita, Emak, uwak dan kerabat lainnya pulang kembali ke kampung. Kak Ana dan suaminya pun pamit pulang. Dan sekitar dua jam lalu, saat saya tanyakan Emak sudah sampai di kampung apa belum, beliau menyampaikan kalau kak Ana sudah melahirkan dengan lancar, anaknya perempuan (wah.. yang di kampung malah lebih dulu tahu ketimbang kami yang di Medan hahhaaa). Saya pun langsung teringat adegan elus-mengelus perut sambil (seolah) berbincang dengan si bayi tadi.

Begitulah. Allah mendengar do’a tulus orang tua untuk anaknya. Walaupun bukan orang tua kandung, namun Tuhan membalas ketulusannya. Mungkin saat mengucapkan kata-kata tadi, baik emak maupun uwak merasakan naluri seorang ibu terhadap anaknya, karena mereka juga memiliki anak perempuan yang juga akan mengalami kehamilan. Mereka berharap, berdo’a tulus seperti mereka mendo’akan anak-anak mereka.  Begitu pula kak Ana, ia menghargai do’a tulus yang dipanjatkan untuknya dan bayi dalam kandungannya. Statusnya yang yatim piatu, membuatnya merindukan kedua orang tua. Dido’akan oleh seorang ibu sambil mengelus-elus perutnya yang besar, membuatnya merasa begitu dikasihi sebagai seorang anak. Seperti sedang dikasihi ibu kandungnya sendiri. Dan Allah sungguh maha pengasih dan penyayang hambanya. Selamat untuk kelahiran anak keduanya kak Ana. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amin!

Share:

2 komentar

  1. do'a orang itu sangatlah berharga buat anaknya.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaps... jangan pernah remehkan do'a tulus orang-orang yang mendo'akan kebaikan untuk kita :)

      Hapus