ANTARA MARET DAN NOVEMBER

kepada muara rindu


Sekali waktu terjalin sua tanpa sengaja
Terucap sapa yang ragu-ragu
Sesaat kemudian kau menghilang tanpa sempat kuterka langkah

Aku mencari-cari
Menyesali sekian detik waktu yang kita lewatkan percuma hanya karena ego semata
Penyesalan yang melahirkan andai
Andai kau tak menyapa
Andai kita tak berada di tempat yang sama
Atau andai kita bisa sedikit lebih dewasa
Andai saja
Tapi berandai-andai ternyata justru menyulutkan marah di hatiku
Untuk apa menyapa jika akhirnya pergi tanpa kata

Antara Maret dan November
Tidak ada yang berubah selain kekanak-kanakkan kita
Selain pertemuan tak disengaja yang mengobarkan amarah.

Rumah Takdir, 04 Nov’15

Share:

17 komentar

  1. sampe bolak balik baca agar ngerti maksudnya.. ah, puisi memang selalu tersirat begitu. :)

    BalasHapus
  2. Cinta lama belum kelar yang gak bisa beranjak ke mana-mana, ya? Semangat. Ada saatnya hati jatuh pada orang yang tepat, di saat yang tepat.

    BalasHapus
  3. Untuk apa menyapa, pergi gak pamitan. Aku juga lg ngrasain itu. Jd pengen ikutan curhat nih

    BalasHapus
  4. ditinggal lagi sayang-sayangnya, ya? :'(

    Mbak, puisinya bagus, seneng masih ada yang mau nulis puisi di blog :-)

    BalasHapus
  5. Patah hati selalu menjadi moment terbaik untuk menulis puisi.
    Puisinya bagus mbakk..
    Ajarin aku buat puisi dong..

    BalasHapus
  6. Hmm....puisi, selalu memerlukan waktu until dinner. In aku bacanya lebih Dari sekali lho. Tapi tebakanku artinya ttg 2 orng yg saling mengasihi tapi sering cekcok, betul ga mbak?

    BalasHapus
  7. Katanya, berandai-andai itu perbuatan yang enggak ada gunanya. Karena sudah lewat masanya. Tapi, aku pun sampai saat ini masih sering berkata, " Ah, seandainya waktu itu aku masih bisa mengendalikan emosi. Mungkin saat ini kami masih bersama."

    BalasHapus
  8. Aku bingung kalau harus komentar di puisi, cuma bisa kasih saran
    Mungkin pembagian alinea sajak ini dibikin lebih rapih aja. Seperti misal untuk repetisi andai itu diberikan alinea baru biar lebih terasa seperti mantra. Biasanya repetisi untuk penekanan disuatu kata.

    BalasHapus
  9. Cakeep!
    Aku kangen berandai-andai melalui rangkaian kata yang indah berbalut makna.

    Teruslah berkarya.
    Karena kan banyak yang menanti goresan-goresan penamu, Perempuan November.

    BalasHapus
  10. Ini curahan hati aku ya ka😂curahan hati beberapa bulan yang lalu dengan si doi, yang, hingga saat ini, aku maaih bertanya2 "ngapain ketemu, ngapain segala kenal, ngapain tuker2 informasi pribadi" tapi yaudahlah, semua takdir. Dan takdir kita bukan bersama dengan dia hih.

    BalasHapus
  11. Semacam penyesalan karena cerita yang belum usai ya, mungkin masih sama-sama punya sesuatu untuk dibicarakan namun tetap dibiarkan diam saja sampai beberapa lama.


    KUUU TERINGAT MANTAAAAN WKWKWKWK :(((((

    BalasHapus
  12. Embaaaak.... Puuutuuusss????

    Huhuuuu... Aku juga kalo lagi patah hati, bikin beginian, untuk mencurahkan isi hatii...

    BalasHapus
  13. Pertemuan yang enggak diharapkan ya, Mbak. Kalau enggak ketemu, pasti gak akan ada amarah. Seandainya saja, pertemuan itu bisa lebih menyenangkan ya...
    Tapi semua akan indah pada waktunya, bukan?

    BalasHapus
  14. Penyesalan memang selalu datang terlambat ya kak. Apalagi, gara gara ulah ego kita sendiri

    BalasHapus
  15. hmmmm diah aku harus komentar apa yak..

    tp kalau ini tentang patah hati..

    tegarkan hatimu, melangkahlah dan jangan bersedih lagi.. TIFFANY MODE ON

    kalau tentang pertemuan yang salah, daun yg gugurpun udah ditakdirkan begitu, ga ada yg namanya kebetulan, memang harus ketemu itu. apaboleh buat walau ternyata bikin marah..pasti nanti ada hikmahnya..

    aku ga puitisssss diaaaaaaaah..
    maaf ya kalau salah menerjemahkannya

    BalasHapus
  16. Jadi, antara Maret dan November adalah kala cinta sedang mekar-mekarnya?

    BalasHapus
  17. Antara Maret dan November
    Musim yang jauh berubah
    Panas yang terik dan hujan angin
    Sementara kita masih seperti dulu
    Terperangkap dalam keegoisan
    Keakuan
    Ah..tiba tiba aku lelah

    BalasHapus