MENJENGUK TEMAN DI PENJARA


penjara
Menjenguk teman di penjara
Menjenguk Teman di Penjara : Hari ini saya berencana menjenguk seorang teman di penjara. Sebenarnya ini rencana dari bulan lalu. Berhubung satu dan lain hal, disepakati lah kalau siang tadi kami menjenguk si teman. Si teman ini memang sudah cukup lama seakan menghilang dari peredaran, kami pun sempat bertanya-tanya dia kemana.

Tak ada informasi yang jelas. Baru beberapa waktu lalu akhirnya kami tau kalau si teman *selanjutnya saya sebut si T saja ya* ternyata sudah setahun ini mendekam di penjara. Mengenai berapa lama ia harus mendekam di sana dan penyebab ia masuk buih, saya tak ingin bercerita.

Saat pertama kali teman saya ngajak untuk menjenguk T, saya langsung setuju. Meski tak terbilang akrab, tapi tak ada salahnya kan menjenguk. Hitung-hitung memberi dukungan moril. Sejak tau T di penjara, saya jadi bertanya-tanya, seperti apa pastinya kehidupan di dalam sana. Selama ini saya hanya melihat di TV saja tentang kehidupan penjara. Belum pernah mendengar langsung dari orang dekat. Tapi meskipun begitu saya berdo’a jangan sampai saya ataupun orang-orang terdekat masuk buih.

Tapi di TV pun seringnya yang saya dengar justru berita tentang penjara-penjara elit kaum berduit. Penjara yang katanya menyeramkan itu palingan saya lihat di sinetron-sinetron ataupun film.

Saya juga belum pernah tau ataupun mengunjungi yang namanya penjara. Penjara yang sering saya dengar ya Nusakambangan. Tapi dimana itupun saya tidak tau. Di Medan, saya sering dengar kalau penjara ada di daerah Tanjung Gusta. Tapi Tanjung Gusta itu dimana tepatnya saya juga tidak tau.
Jadi, rencana mengunjungi T di penjara ini saya cukup antusias.

Tapi antusiasme saya kemudian berubah saat 2 orang teman pria saya sampai di rumah kontrakkan. Rencananya kami berempat (saya perempuan sendiri) menjenguk si T. 1 teman lagi janjian ketemu di lokasi. Saya yang tadi itu sudah nunggu hampir 2 jam sampai make up luntur *iyalah luntur, wong saya cuma pakai bedak biasa yang nggak tahan lama* akhirnya memilih tidak ikut. Kenapa?

Saya awalnya masih antusias walaupun kesal karena sudah lama menunggu. Tapi saat 2 teman saya ngobrol sambil senyam-senyum, saya mulai curiga. Kira-kira begini percakapannya :

Teman 1 : berangkat kita?!

Saya : Yodah ayoklah

Teman 2 : Eh tapi yang tadi itu?!

Teman 1 (senyam-senyum) : Ya udahlah..

Saya (mulai curiga) : Memangnya yang tadi apa?!

Teman 2 (Senyum juga) : Nggak apa-apa

Keduanya senyam-senyum kemudian tertawa. Saya nggak tau kenapa malah jadi ngerasa nggak enak. Saya suruh cerita nggak ada yang mau. Cuma senyam-senyum doang. Hisss.. nyebelin.

Akhirnya saya nyeletuk kalau saya nggak usah ikut aja deh. Mereka saling pandang dan senyum lagi. Tapi kemudian cerita.  Dan karena cerita itu saya pun mantap memutuskan ogah ikut jenguk ke penjara. Emang cerita apa sih?!

Rupanya kedua teman saya ini baru dapat informasi kalau ketika menjenguk seseorang di penjara itu saat masuk semuanya diperiksa. Tas digeledah. Makanan yang dibawa juga digeleda. Seorang teman katanya pernah membawa nasi bungkus, nasi bungkusnya itu ya dibuka di tempat penggeledahan. Diurak-arik campur baur.

Sampai disitu saya masih oke-oke saja. Tapi waktu dibilang kalau perempuan dan laki-laki bakal diperiksa terpisah, dan perempuan biasanya disuruh melepas semua pakaian, saya langsung ogah. Yang benar saja saya harus telanjang di depan orang lain. Membayangkannya saja risih.

Teman saya mencoba membujuk agar saya tetap ikut. Katanya nanti yang memeriksa perempuan juga. Tapi tetap saja saya ogah. Saya langsung bilang kalau saya titip salam saja sama si T. Bukan nggak mau jenguk, tapi syaratnya itu loh.

Saya benar-benar baru tau kalau menjenguk di penjara itu pemeriksaannya sampai seperti itu. Katanya sih untuk mencegah penyelundupan. Ada kasus penyelundupan oleh perempuan yang ditaruh di miss V nya. Tapi walaupun kami menjenguk bukan untuk menyelundupkan sesuatu, tetap saja saya nggak bisa ngebayangin telanjang di depan orang lain.

Saya akhirnya benar-benar tidak ikut menjenguk. Sampai saya menulis postingan ini teman-teman saya belum memberi kabar apakah mereka sudah selesai menjenguk atau belum. Tapi kemudian saya bertanya-tanya, jika memang untuk masuk/menjenguk di penjara itu pemeriksaannya sedemikian ketat, kenapa masih banyak penyelundupan di penjara. Kenapa peredaran narkoba juga banyak di penjara. Kalau teman saya bilang sih ya karena apalagi kalau bukan karena uang sogokan. Mereka yang berduit dan memiliki kuasa nggak akan takut dengan yang namanya penjara. Mereka yang memang sangat butuh uang atau merasa selalu kekurangan uang juga bakal luluh kalau diberi uang.

Penjara bukan tempat menyeramkan bagi mereka yang memiliki uang dan bisa membeli kekuasaan. Dan kalau sudah begitu, berarti benar kata orang-orang tentang hukum di negara ini : runcing ke bawah, tapi tumpul ke atas.

Ah, menjelang malam minggu begini kenapa tema pembicaraan saya malah berat ya.

Share:

0 komentar