PERGI


PEREMPUAN NOVEMBER


Pernah aku ingin pergi. Meninggalkan kebersamaan yang kita ukir, dan menyimpan tawa yang kita rajut dalam lemari bernama kenangan. Lalu sebentuk wajah hadir, seperti anak kecil yang takut ditinggal pergi, langkahku pun terhadang.

Aku menahan langkah. Dan kita kembali berbagi canda.

Pernah aku ingin pergi. Bukan hanya sekali dua kali. Tapi selalu urung. Selalu terhenti. Hmm.. sepertinya memang, belum saatnya semua tentang kita kutinggalkan.

Jarum-jarum waktu bergulir. Sampai pada masa itu, tak semuanya menyenangkan, tapi cukup membuatku senang.

Pernah aku ingin pergi. Dan saat ini adalah yang paling tepat. Bukan karena aku merasa tak lagi dibutuhkan. Tapi memang kini semuanya sudah seperti yang semestinya. Sudah cukup sejauh ini langkah kita berpegangan.  Jalan di depan, tak perlu lagi kuarahkan.

Sesekali kita akan mengatur sua. Berbagi cerita sambil menikmati harum aroma kopi dan bernyanyi-nyanyi riang. Saat itu aku hanyalah seorang kawan, tanpa embel-embel si penggerak langkah dan penentu arah. Tak perlu khawatir, semuanya akan tetap indah, atau bahkan lebih indah, dari yang pernah kita jalani sebelumnya.

23 Jan’15

Share:

0 komentar