CERITA SUKA-SUKA DI SOSMED


Di sosial media, Saya sering membaca status orang yang menceritakan status orang lain. Ada yang mengkritik, mencela, mengejek, ataupun menyatakan simpatinya terhadap status, foto, tautan, ataupun video yang diunggah oleh orang lain.

Berbagi status, foto/video ataupun tautan di akun sosial media kita memang tak selamanya direspon positif oleh orang-orang yang menjadi teman kita di sosial media tersebut. Bahkan pada beberapa kasus malah sering ditanggapi negative oleh masyarakat dunia maya. Upload foto makanan atau suatu tempat yang berkelas dibilang pamer. Buat status dengan gaya penulisan puitis dibilang galau. Status sedih-sedih dibilang lebai alias berlebihan, dll, dst J

Dalam berbagi sesuatu hal di sosial media (sosmed), saya pribadi cukup pilah-pilih. Bukannya takut dikritik atau dibilang lebai oleh teman-teman sosmed. Tapi lebih karena saya cukup menyadari, ada hal-hal yang memang cukup saya simpan sendiri. Bukan untuk konsumsi khalayak ramai. Saya juga sangat menyadari, sosmed sama seperti hal-hal lain di muka bumi ini : memiliki dua sisi yang berbeda, dan bahkan berkebalikan. Ia seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Ia bisa mendekatkan yang jauh, bisa juga menjauhkan yang dekat. Ia bisa memperbaiki suasana, bisa juga memperburuk kondisi. Tergantung bagaiamana kita mempegunakannya dan bagaimana orang merespon tindakan orang-orang sekitarnya di dunia maya.

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya bagaimana sosmed memberi dampak positif pada saya. Ia seakan menjadi media bagi saya untuk menyampaikan sesuatu yang sedang saya alami. Dan Alhamdulillah masyarakat dumay (dunia maya) meresponnya dengan baik. Misalnya saja saat suatu ketika saya membuat status bahwa saya sedang ingin ke gramedia dan menonton film Sagharmata (maaf saya tidak bisa berbagi status tersebut disini karena sudah tertimbun di wall akun FB saya). Beberapa saat setelah itu, seorang teman kuliah saya yang sudah lama tak bertemu dan bertegur sapa tiba-tiba meng-sms saya. Ia mengajak saya ke toko buku bersama. Tak berapa lama kemudian, seorang senior saya diorganisasi menelfon dan mengajak nonton Sagharmata bareng. Wah… saya tidak menyangka akan mendapat sms dan telfon tersebut karena memang niat awal saya menulis status tersebut adalah ingin berbagi status. Itu saja.

 Di kesempatan yang lain, saya pernah memposting status yang (lagi-lagi) menyatakan ingin ke toko buku. Seorang teman yang belum pernah saya temui secara langsung dan tidak berdomisili di Medan menginbox saya. Dia minta tolong untuk dibelikan buku dengan menggunakan voucher belanja gratis  miliknya di toko buku gramedia. Dia minta tolong karena limit waktu voucher tersebut sudah mau habis. Gara-gara itu, kami jadi bertukar nomor handphone dan dia mengirimkan vouchernya ke alamat saya. Wah, Alhamdulillah ya, saya jadi punya kesempatan menolong orang.

Pernah juga suatu ketika saat saya sedang ngetrip ke kota Jogja, saya posting status sedang di kota tersebut. Seorang teman FB menyapa saya. Sebelumnya kami pernah saling bertegur sapa dengan mengomentari status masing-masing. Kami pun berbagi nomor hp dan janjian ketemuan. Eh, bukan berarti saya terlalu ceroboh ya karena mau diajak ketemuan oleh orang yang belum dikenal, laki-laki pula. Sebelumnya saya sudah survey dengan jalan-jalan ke wall fb nya. Melihat bagaimana aktifitas sosialnya dengan teman-temannya. Dari sana saya bisa menyimpulkan kalau dia orang baik-baik. Alhamdulillah dia memang orang baik. Bersama dua orang temannya yang kesemuanya cowok, mereka mengajak saya berkeliling kota Jogja. Saya juga ditraktir mereka makan di restoran bernuansa tradisonal (tapi menunya banyak yang western) yang nyaman, tenang dan tamu-tamunya bule. Dari buku menu saya tahu itu bukan menu-menu murah. Apalagi buat saya yang saat itu ngetrip ala backpacker. Menu yang enak (dan gratis), suasana yang oke punya, canda-tawa mereka yang lepas dan tidak canggung. Subhanallah, saya bersyukur Tuhan mempertemukan saya dengan orang-orang baik melalui sosmed. Oya, hampir lupa, saya dapat tumpangan selama seminggu gratis di Jogja juga karena sosmed loh. Di rumah kontrakan seorang mahasiswi asal Pekan Baru yang sedang kuliah di Jogja. Namanya Nela, baik banget anaknya (Nelaaaa… miss u hehheee…)

Tulisan ini akan sangat panjang (dan mungkin akan jadi membosankan) jika saya menceritakan pengalaman-pengalaman menyenangkan lainnya yang saya alami dan berawal dari status sosmed. Jadi yang akan saya ceritakan selanjutnya adalah yang baru-baru saja saya alami.

Ceritanya saya membuat status berbunyi seperti ini :



Tanpa disangka-sangka, bos saya di tempat kerja membaca status saya dan berkomentar. Dia pun menawarkan untuk melakukan perjalanan dinas ke dua tempat tersebut. Hulalalaaa…. Saya pun terlonjak senang membaca komentarnya, padahal awalnya cuma iseng aja buat status demikian.

Tapi setelah itu, semuanya berjalan seperti biasa. Tak ada telfon atau sms dari bos saya (dia biasanya menelfon saya kalau sedang melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan saya). Saya pun berpikir, ya sudahlah, mungkin pak Bos iseng-iseng saja waktu berkomentar. Saya pun tidak ingin berpikir yang tidak-tidak karena sejak awal membuat status tersebut juga tidak berharap yang macam-macam. Hanya sekedar berbagi status saja.

Sekitar seminggu kemudian, saya surprised saat membuka email saya. Email tersebut berisi tentang rencana perjalanan ke Padang untul bulan Mei. Meski tanggal keberangkatan belum dipastikan. Tapi saya bersyukur karena ternyata bos saya tak sekedar cuap-cuap di sosmed hehheee… (peace pak bos). Dia membuktikan apa yang dia ucapkan.

Dan beberapa hari yang lalu, saat saya mendapat email undangan lomba jurnalistik dari kemendagri, saya membuat status seperti ini :

walaupun ada hastag #Ngarep nya, bukan berarti saya berharap banyak loh hahhaaaa...


Entah kebetulan atau bagaimana, sorenya pak bos nelfon saya. Dia bilang kalau ada invitation dari tourism Malaysia untuk mengikuti ASEAN EAST COAST TRAIL 2014. Semua biaya trasportasi dan akomodasi ditanggung oleh pihak tourism Malaysia. Besoknya, saya mendapat email dan telfon dari pihak tourism Malaysia untuk melengkapi berkas keikutsertaan di acara tersebut. Uwoooo… saya pun jingkrak-jingkrak senang hehheee…

Saya memposting tulisan ini bukan berarti saya mendewakan sosmed. Tidak begitu. Saya paham ini adalah cara Tuhan untuk menjawab segala asa saya, keinginan dan harapan saya. Saat menuliskan status itu pun saya tidak bermaksud untuk mencari sponsor bagi perjalanan-perjalanan saya. Saya hanya sedang berbagi status dan sedikit iseng dengan menyelipkan candaan di akhir postingan. Seperti kata-kata : ada yang minan jadi sponsor? Atau kalimat : nggak bisa gituh undangannya jalan-jalan ke raja ampatnya aja. Nggak pake acara lomba. Kalimat itu muncul bukan karena saya takut kalah kalau diadakan lomba. Tapi lebih kepada karena kondisinya saya tidak bisa ikut lomba. Jadi saya iseng menulis kalimat itu. Dan Alhamdulillah Tuhan begitu maha baik. Ia menyenangkan saya dengan cara yang tak terduga J. Memang bukan undangan jalan-jalan gratis dari kemendagri yang saya terima, melainkan dari turism Malaysia. Tapi kan tetap aja judulnya undangan jalan-jalan gratis :D ehehhee….

Tulisan ini juga bukan berarti saya menghimbau kawan-kawan untuk menuliskan semua hal yang kita alami di dunia nyata ke sosmed dan berharap banyak hal saat menuliskan status. Sangat keliru jika ada yang berpikiran begitu. Menurut saya, kita tetap harus memilah, mana yang mau kita bagi ke orang lain dan mana yang tidak. Hanya saja, terkadang, ada hal-hal yang tidak ada salahnya kita bagi ke warga sosmed. Bukan untuk pamer atau mengharapkan sesuatu. Tapi karena bukan tidak mungkin Tuhan sudah mengirimkan orang-orang yang siap untuk membaca, memberi saran, membantu, terinspirasi, ataupunn menjadi pendukung langkah-langkah kita. Bukan tidak mungkin di antara sekian banyak orang yang membaca status kita, Tuhan menyelipkan seseorang untuk menjadi jalan bagi terwujudnya mimpi-mimpi dan keinginan-keinginan kita J

Share:

1 komentar