DANAU TOBA DAN POTENSI EKONOMI YANG DIMILIKINYA
Photo by : Perempuan November |
Trus, gimana ceritanya tuh pembuat jurnalnya bisa dapat artikel saya? Ceritanya itu salah satu syarat lombanya adalah karya tulis harus sudah pernah diterbitkan di media baik cetak ataupun online. Ya uding berhubung saya dulu juga jadi kontributor salah satu portal berita online di Sumut, saya publish saja disitu. Sekarang itu portal udah almarhum hehhehee.. website-nya juga udah nggak ada. Jadinya malam ini saya kepikiran untuk memposting kembali artikel ini di blog saya ini. Selamat membaca :)
Danau Toba, danau terbesar di Indonesia ini memiliki begitu banyak potensi dalam berbagai bidang yang sangat sayang jika tidak ditangani dengan baik. Tidak hanya memiliki andil besar dalam keseimbangan ekosistem dunia, danau Toba juga berpotensi kuat untuk dijadikan andalan dalam pengembangan sektor ekonomi masyarakat luas, khususnya masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba (KDT) dan Sumut.
Terdapat beberapa sektor yang jika dikembangkan akan meningkatkan sektor ekonomi Sumut ke depannya. Sektor pertama adalah sektor pariwisata. Danau Toba memiliki berbagai kriteria daerah untuk dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) tingkat dunia. Dari mulai alam, budaya, kesenian, kuliner maupun produk kerajinan penduduk lokal. Geowisata dan wisata budaya sangat bagus dikembangkan di KDT.
Sejarah terbentuknya dan kondisi fisik danau Toba sangat mendukung untuk dikembangkannya geowisata. Kondisi geografis di sekitarnya yang merupakan perbukitan dan hutan tropis menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai danau vulkanik terluas di dunia, kepopuleran danau Toba telah terdengar hingga taraf internasional. Hal ini menarik pengunjung untuk datang tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja, tetapi juga mengadakan penelitian berkaitan dengan sejarah terbentuknya danau ini secara ilmiah.
Wisata budaya juga memiliki prospek bagus untuk dikembangkan seiring dengan geowisata. KDT yang merupakan asal sekaligus tempat bermukimnya masyarakat asli batak adalah aset berharga untuk menarik wisatawan. Suku batak yang kaya dengan produk budaya yang unik dan khas adalah juga mengandung unsur wisata bernilai jual tinggi.
Selain dua hal di atas, nilai estetika juga melekat pada alam danau Toba. Keindahan alam danau Toba tak perlu diragukan lagi. Tak akan bosan mata memandang tiap sisi danau yang terbentuk akibat letusan gunung Toba sekitar 75.000 tahun silam ini. Pulau Samosir, gugusan perbukitan dan hutan tropisnya, sungguh indah menawan siapapun yang memandang.
Potensi ekonomi lainnya adalah pemanfaatan air danau Toba untuk pembangkit listrik.
Kesemua hal di atas sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Danau Toba sudah dijadikan tempat wisata, pembangkit listrik sudah dibangun. Harusnya masyarakat bisa hidup makmur dari hasil aktifitas wisata di KDT. Harusnya tak perlu ada pemadaman listrik untuk wilayah Sumut. Faktanya seperti yang terlihat saat ini, pencapaian ekonomi yang salah satu indikatornya dilihat dari tingkat kemakmuran rakyat, masih jauh dari kata sukses.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki danau Toba, sangat memungkinkan untuk peningkatan mutu ekonomi masyarakat Sumut. Namun pada kenyataannya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Jumlah wisatawan yang datang ke danau Toba masih jauh di bawah Bali atau Jogja. Berbagai isu tentang menurunnya permukaan air danau Toba yang juga artinya menurunkan produksi listrik yang dihasilkan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki berkaitan dengan kegagalan Sumut memanfaatkan potensi danau Toba untuk memajukan perekonomian Sumut. Diantaranya yakni :
Pemeliharaan Budaya
Produk budaya merupakan satu hal yang menjadi daya tarik sebuah DTW. Danau Toba dengan suku batak yang bermukim di KDT sebenarnya telah memiliki hal itu. Namun sayangnya, kian hari masyarakat justru meninggalkan kesenian, adat istiadat serta budaya mereka. Tak terkecuali masyarakat batak. Turis asing berbondong-bondong ke danau Toba selain ingin melihat alamnya juga ingin melihat tradisi lokal. Kita justru berlomba-lomba agar terlihat kebarat-baratan. Masyarakat harus sadar dan kembali mempertahankan budaya lokal agar tak hilang, sekaligus untuk menarik kembali wisatawan.
Penggalakkan Kembali Sapta Pesona
Dilihat dari gelagatnya, pelaku pariwisata di KDT tampaknya kurang memahami makna sapta pesona. Banyak turis domestik yang mengeluh akan sikap apriori penjual aksesoris di KDT. Sapta pesona diterapkan bukan untuk turis mancanegara saja, justru turis domestik haruslah menjadi fokus perhatian.
Perbaikan Infrastruktur
Hal ini sangat penting diperhatikan. Dukungan infrastruktur yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula di hati para pengunjung. Apalagi negara yang masyarakatnya suka bepergian, rata-rata adalah masyarakat dari negara maju yang infrastruktur di negaranya sangat baik.
Pemeliharaan Alam
Danau Toba memegang peranan penting dalam keseimbangan ekosistem dunia. Pemanfaatannya harus tetap memperhatikan keseimbangan alam. Jangan sampai merusaknya hanya untuk mengejar nilai ekonomi semata.
Kerja Sama Seluruh Pihak
Memanfaatkan dan menjaga keseimbangan alam danau Toba memerlukan kerjasama seluruh pihak. Masyarakat, pemerintah dan seluruh stekholder terkait. Tak cukup hanya kesadaran masyarakat. Tak cukup hanya niat baik pemerintah. Seluruh pihak harus ikut serta.
Danau Toba memiliki potensi besar untuk menjadi sumber sekaligus membangkitkan sektor ekonomi Sumut. Tidak mudah memang untuk mencapai ke titik tersebut ditengah kecamuk masalah global. Namun harus diingat, danau Toba memiliki potensi itu. Tinggal bagaimana kita sebagai masyarakat Sumut dalam mengambil sikap, mengabaikannya atau segera atur strategi sebelum diambil alih oleh investor asing seperti potensi-potensi lain di negeri ini.
Tags:
PUBLISH MEDIA ARTIKEL
2 komentar
ciee...celamat ya yang udah jadi rujukan... danau toba dan potensi ekonominya
BalasHapushehhee... aku juga baru tau loh kemarin itu :)
Hapus