YANG TIBA-TIBA PERGI LALU DATANG KEMBALI

kata-kata yang hilang
Yang tiba-tiba pergi lalu datang kembali
Yang Tiba-tiba Pergi lalu Datang Kembali : Kalau sedang iseng melihat-lihat album foto di laptop, saya suka histeris sendiri karena telah lupa untuk membaginya di blog. Seringnya sih kalau foto-foto waktu sedang ngebolang. Entah itu sekedar city tour, kulineran di dalam kota, atau saat ngebolang seharian dan bahkan nginap.

Seringnya, saat jalan-jalan itu masih sekedar rencana atau sedang dijalankan, semangat untuk nulisnya tinggi banget. Kata-kata seolah berlomba masuk ke otak kecil ini. Beneran loh. Saya sering banget pas lagi traveling atau lagi kulineran yang ada di kepala justru draft-draft tulisan. Apa-apa saja yang ingin saya bagi dan foto-foto seperti apa yang akan saya sertakan untuk membuat postingan menjadi kian menarik.

Kadang saya sungguh tak sabar dan ingin segera berjumpa laptop untuk mengunci kata-kata yang berkeliaran di kepala saya dalam lembaran Microsoft word.
Lalu, apa yang terjadi saat saya sudah di rumah?

Inilah sifat nggak asik saya yang sampai sekarang masih belum hilang. Begitu sampai di rumah saya justru cuek sama si biru mungil laptop saya. Saya keasyikan scrolling sosmed. Balesin BBM orang. Ngerumpi nggak penting atau sekedar melongok sosmed si beliau #eh

Saya seakan lupa kalau saya pernah demikian bersemangat untuk menumpahkan rentetan huruf demi huruf imajiner ke dalam visual yang bisa dibaca oleh siapa saja saat saya bagi. Saya seakan lupa bagaimana rencana-rencana tulisan itu sudah begitu rapi saya susun di buku di kepala saya. Saya jadi pura-pura sibuk melakukan ini-itu. Pura-pura lupa untuk menulis. Hingga akhirnya benar-benar lupa.

Kalaupun misalnya saya sedang jadi anak baik yang memutuskan untuk melawan lupa dan malas saya. Tak lantas semua masalah teratasi. Godaan untuk tidak menulis datang dalam bentuk lain. Entah itu ajakan teman. Kerjaan lain yang sebelumnya tak sempat saya selesaikan. Atau bahkan kata-kata yang seperti mengkhianati.

Iya, saya sering merasa dipermainkan kata-kata. Atau katakanlah saya di-PHP-in oleh kata-kata. Saat saya sedang ada kegiatan, kata-kata seringkali dengan lihainya masuk menyelinap di pikiran saya. Mencoba membuyarkan fokus saya dan membuat pikiran saya terbang bersama mereka. Meninggalkan raga saya yang sedang di ruang seminar misalnya. Atau sedang menikmati segarnya udara gunung bersama para sahabat.

Dan ketika saya sudah duduk manis di depan laptop di rumah dengan bersanding segelas teh tawar dan cemilan. Kata-kata pun hilang. Lenyap tak berjejak. Saya pun mencoba mencari-cari. Saya pandangi layar TV yang sedang menyala, barangkali ia bersembunyi disana. Maka TV pun saya matikan. Kemudian suara notifikasi di handphone membuat perhatian saya teralihkan. Tapi kemudian saya sadar, notifikasi-notifikasi itu pasti yang membekap kata-kata saya. Saya harus menyingkirkan smartphone sejenak. Setidaknya sampai saya berhasil menyatukan kata-kata saya yang tercerai-berai entah kemana.

Sulit untuk menaklukkan smartphone. Padahal ia milik saya. Tapi entah kenapa yang terjadi malah saya yang sering tunduk padanya. Oh no, ini tidak boleh terjadi berulang. Saya yang punya kuasa terhadap smartphone itu. tap. Sekali sentuh, notifikasi pun tersangkut entah dimana. Tak punya daya untuk masuk ke smartphone karena paket data terputus.

Tapi kata-kata tetap tak menunjukkan diri. Beberapa saat berlalu, saya hanya memandangi layar laptop tanpa berhasil menangkap huruf demi huruf. Ah, pergi kemana mereka. Apakah tenggelam dalam gelas teh saya. Hmm.. bisa jadi demikian.

Oke, saya teguk teh saya hingga habis. Barangkali dengan begitu kata-kata yang tenggelam di teh saya akan turut masuk ke tubuh dan menyusup ke susunan saraf lalu menjelma menjadi barisan kata nan indah lewat jemari saya yang tak lentik. Itu harapan saya. Tapi nyatanya nihil.

Saya mulai gusar. Dan karena gusar saya jadi kalap mengunyah camilan. Tapi sesaat kemudian sadar. Mungkin saja kata-kata tak suka saya terlalu banyak makan. Pipi saya sudah tembem. Level tembem yang tergolong manis. Jika makin tembem lagi karena ngemil, tembemnya tak akan menggemaskan lagi. Jadi saya anggap ini bentuk protes kata-kata agar saya segera menyingkirkan camilan-camilan itu. baiklah, saya memutuskan untuk menuruti. Asal kata-kata mau datang menghampiri. Lagipula saya tak mau pipi tembem menggemaskan saya berubah jadi tembem mengenaskan :D

Tapi sampai camilan-camilan itu saya jauhkan dari jangkauan. Layar di laptop saya masih tetap kosong. Saya sudah hampir sama dengan Ayu Ting-Ting. Bedanya, jika Ayu Ting-Ting tertipu alamat palsu, saya justru dipermainkan oleh harapan palsu kata-kata yang sebelumnya singgah dengan begitu bergairah.

Karena kesal di-PHP-in kata-kata, saya kemudian menutup laptop dan menyibukkan diri dengan hal lain. mencari pembenaran atas kegagalan yang dibuat sendiri. Lalu kemudian lupa dalam jangka waktu tak terkira.

Tapi begitupun saya bersyukur. Meski belum sempat mengabadikan momen lewat rangkaian huruf. Setidaknya saya sudah membekukan momen lewat lensa. Lalu Tuhan yang maha baik menuntun saya malam ini untuk membuka-buka folder-folder kenangan yang beku oleh lensa itu. Jiwa saya kembali tergelitik. Kata-kata yang sudah tidak saya cari tiba-tiba muncul satu persatu. Meminta dirangkai. Mereka seakan menyerahkan diri. Pasrah tanpa perlawanan. Saya jadi senyum-seyum sendiri saat ini.

Jadi jangan heran jika beberapa postingan ke depan adalah tentang potongan-potongan kisah yang mungkin terlalu usang untuk diceritakan.

Share:

11 komentar

  1. Nulis jadi lebih enak kalau ada fotonya yah, akupun begitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener Wid, hal-hal yang terlupakan bisa jadi teringat kembali karena ngeliat foto.

      Hapus
  2. Jd intinya, nulis cerita abis jalan2 tuh lebih fresh kalo diceritain gak lama stlah pulang jalan2. Tapi, ketika smua kata2 udh terangkai rapi di pikiran, pas nyampe rumah, halangannya adaa ajaaa. Yg paling utama sih malesny :') Kadang klo aku gak hnya trganggu oleh smartphone, godaan novel, film, drama, juga gak kalah bikin aku males nulis. Ujung2nya itu cerita tntg jalan2nya malah lupa. Dan basi banget :') Yahh... Bgitulah.. Sprtinya blogger lain jg sering mengalami hal sprt ini. Blm lagi dfrar antrian postingan2 lain yg pngn banget mnta diapdet duluan, tapi blm kelar2 tulisannya. Au ah, puyeng.

    Pipi kita sama2 tembem mengenaskan. Mari kita gunakan hestek #SaveOurPipiForTheBetterFuture #PrayForPipiTembem #SemangatNgemil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Lulu sesama pipi tembem, bisa nih kita buat komunitas pipi tembem hahhahaa..
      ih kirain cuma aku saja yang ngalamin kayak gini, ternyata banyak juga ya blogger lain mengalami hal serupa. ingin menulis tapi setelah di depan laptop justru kata-kata seakan terbang entah kemana.

      Hapus
  3. Ini salah kata2 yg bisanya ngasih php
    Kata2nya jaat
    Dy ngilang gitu aja pas lagi dibutuhin
    Kata2nya engga ngerti banget perasaan orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Nik, untungnya dia perginya nggak 1 purnama seperti Rangga. kalau sampai seperti itu kan aku jadi pengen bilang : apa yang kamu lakuin ke aku itu jahat :D

      Hapus
    2. iya Nik, untungnya dia perginya nggak 1 purnama seperti Rangga. kalau sampai seperti itu kan aku jadi pengen bilang : apa yang kamu lakuin ke aku itu jahat :D

      Hapus
  4. Ih..idem. Klo aku sering kalahnya sama hobi bobok manis mbak... Niatnya mau update blog..faktanya milih mbenerin selimut.. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kyahahhaaaa... benerin selimut ya mbak :D
      wah ternyata godaan menulis macam-macam ya mbak. aku kadang mau juga gituh godaannya ngantuk kalau nulisnya malam. kalau siang, mau juga berasa ngantuk tapi nggak sampe bobok karena aku nggak biasa bobok siang :)

      Hapus
  5. Ini benar dan sungguh juga terjadi pada saya. Ini aja lebih dari tiga tulisan yang harus saya tuntaskan, tapi apa daya stok film saya masih banyak dan menggoda untuk dieksekusi... hehehehehe.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. weeh.. film apa tuh mbak, sini filmnya aku aja yang eksekusi. mbaknya kerjain tugas gih :P

      Hapus